Sabtu, 09 Agustus 2014

CARA MEMBUDIDAYAKAN IKAN LELE

 
 
analisa buduidya ikan lele
1. Biaya Investasi :
a. 1 buah kolam terpal ukuran 3x2x1m : @Rp. 320.000,- = Rp. 320.000,-
b. Bambu = Rp. 100.000,-
Jumlah = Rp. 420.000,-
2. Biaya Produksi :a. Bibit lele 2000 ekor @Rp.300,- = Rp. 600.000,-
b. Pakan selama 3 bulan = Rp. 150.000,
-Jumlah = Rp. 750.000,-3.
Perkiraan Hasil Panen :
- Persentase kematian ikan 30 % = 600 ekor
- 2000 ekor – 600 ekor = 1400 ekor
- Besar ikan lele konsumsi 7 ekor/kg
- Hasil panen 1 kolam = 1400 ekor : 7 = 200 kg x Rp. 10.000,- = Rp.2.000.000,
-4. Pemasukan/Panen = Rp. 2.000.000,
-5. Keuntungan =- Panen pertama = 2.000.000 – 1.170.000 = Rp. 830.000,-
- untuk panen selanjutnya = 2.000.000 – 750.000 = Rp. 1.250.000,
-Ikan lele siap panen berumur 3 bulan, kalau anda punya 3-4 kolam terpal maka bisa menjadi pendapatan rutin setiap bulan.Analisa tersebut untuk kolam terpal yang berukuran 3x2x1, bagaimandengan kolam terpal yang lebih besar...??
Yuk, Budidaya Lele yang Murah MeriahOleh : Wahyu HSenin, 22 November 2010 10:20 WIB.

Jakarta
- Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya ikan?
Ada baiknya Anda melirik budidayalele ini. Budidaya lele ini ternyata tak melulu 'jorok' karena sudah bisa dikembangkan sistem budidayayang lebih murah, bersih dan menjanjikan dengan suplemen organik sehingga bisa maksimal hasilnya. Bisnis budidaya ikan lele ini pun tampaknya akan selalu menguntungkan. Hal ini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan ikan sebagai sumber protein yang tinggi dengan harga yangterjangkau. Ikan menjadi alternatif mengingat harga daging yang makin hari makin mahal.Ikan lele sendiri memiliki nilai gizi yang mumpuni disamping dagingnya yang gurih. Lele mengandungprotein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itulele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.Dengan fakta-fakta itu, maka pada akhirnya ikan lele dapat dijadikan peluang usaha yang menarik.Mengingat selama ini budidaya ikan lele selalu terkesan 'jorok', kini budidaya ikan air tawar tersebutsudah berkembang menjadi lebih murah, bersih, dan menjanjikan."Sekarang untuk budidaya ikan lele, kita sudah ada suplemen organik yang dapat membantu budidayalele lebih maksimal. Karena suplemen organik ini memiliki fungsi sebagai penjaga kualitas air,menignkatkan percepatan pembesaran bibit lele jika dicampur dengan pakannya, dan mengurangitingkat mortalitas dari bibit lele," jelas Deden A.S, sebagai salah seorang pembudidaya lele yangditemui
detikFinance,
Minggu (21/11/2010).Deden, yang memulai budidaya lele ini sejak tahun 2006, diawali hanya iseng-iseng di pekaranganrumahnya dengan membuat kolam dari terpal sebesar 3x3x1 meter yang diisi air setinggi 7O cm.Dengan pola budidaya intensif, kolam tersebut dapat menampung jumlah tanam bibit ikan lelesebanyak kurang lebih 1800-2000 yang masing-masing bibit tersebut berukuran 10-12 cm."Setelah membuat kolam dan menaruh bibit lele tadi, kemudian memberi pakan dan suplemen organik dengan waktu teratur, selama 45 hari saya bisa memanen lele tersebut dengan jumlah berat sebesar 200Kg - 250 Kg untuk jumlah maksimalnya," ujar Deden.Bagi anda yang tertarik mencoba membudidayakan ikan lele ini, Deden memberi asumsi perhitunganyang sederhana. Dimulai dengan membuat kolam dari terpal dengan ukuran 3x3x1 meter yangtentunya memerlukan biaya yang tidak begitu mahal ketimbang membuat kolam dari semen atau kolamgali."Masalah perhitungan harga pembuatan kolam dari terpal, tentu semua orang akan tahu berapa biayayang dibutuhkan. Karena terpal sendiri permeternya murah," jelas Deden.Kemudian, Deden memberikan asumsi biaya pembelian bibit lele dengan harga Rp 300 per ekor. Jika

untuk kolam 3x3x1 meter dapat menampung bibit kurang lebih 2000 ekor, maka kita hanya perlumengeluarkan kocek sebesar Rp 600.000 (Rp 300 x 2000 ekor).Mengingat lama pembesaran membutuhkan waktu selama 45 hari, maka kebutuhan pakan yangdibutuhkan adalah sejumlah 90 Kg (2 Kg perhari). Nantinya, Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp660.000, dengan harga pakannya perkarung adalah Rp 220.000 seberat 30 Kg.Adapun, pembelian kebutuhan suplemen organik adalah Rp 180.000 untuk 4 botol selama 45 haripembesaran bibit. Empat botol tersebut akan difungsikan untuk pemaksimalan kualitas air dan bibitlele.Pada akhirnya, total biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih Rp 1440000.Berikut adalah ringkasan dari modal yang dibutuhkan perkolamnya adalah:

Harga Bibit Lele : Rp 300 x 2000 ekor = Rp 600.000

Harga Pakan : Rp 220.000 x 3 karung = Rp 660.000

Harga Suplemen Organik: Rp 45000 x 4 botol = Rp 180.000

Total Biaya Produksi: Rp 1.440.000Melalui asumsi modal tersebut dari Deden, maka keuntungan yang bisa didapat dari satu buah kolamdengan target panen 2.000 bibit adalah 200 Kg - 250 Kg.Deden menjelaskan, bahwa harga eceran yang bisa diraih adalah senilai Rp 15.000 perkilonya.Sedangkan untuk harga yang dijual ke pasar, dapat diraih sebesar Rp 12000 perkilonya.Sehingga, lanjut deden, jika diambil dari asumsi harga terendahnya, maka keuntungan yang bisadiambil adalah Rp 960.000 untuk satu kolam. Jumlah tersebut diambil dari penjualan lele sebanyak 200Kg x Rp 12.000 yang berjumlah Rp 2400.000 dikurangi biaya produksi yang berjumlah Rp 1.440.000."Jika panen yang kita hasilkan maksimal, kita dapat mencapai berat sejumlah 250 Kg. Keuntunganyang bisa diambil dari selisih total penjualan dan biaya produksi adalah sebesar Rp 1.560.000perkolamnya," tegas Deden.Dari penjualan lele tadi saja, jelas Deden, itu sudah merupakan peluang usaha yang menarik disamping aktivitas kesibukan sehari-hari. Karena biaya yang dibutuhkan tidak membutuhkan nilaiinvestasi yang tinggi."Dari sisi waktu tidak begitu lama, malah simple dan sederhana. Yang penting disiplin saja dalam jadwal pemberian pakan dan suplemen organiknya.'' kata Deden.Berbicara mengenai peluang yang lebih luas lagi. Hasil dari lele tersebut, dapat dijadikan berbagaimacam peluang usaha lainnya yang lebih menarik tentunya.Selain yang sudah kita ketahui, lele dapat dijadikan menu makanan pecel lele. Namun di sisi lain, hasildari olahan daging ikan lele dapat dijadikan berbagai macam hasil. Misalnya, daging lele dapatdijadikan nugget lele, abon lele, lele asap, bakso lele, dan bahkan dapat dijadikan filet lele. Mengingatkebutuhan filet lele untuk ekspor sangat tinggi."Atau mungkin kita dapat mengembangkan dari hasil ikan lele tersebut menjadi olahan-olahanpenganan menurut ide dan kreativitas kita yang memiliki nilai jual tinggi," ucap Deden.Untuk informasi lebih lanjut mengenai budidaya intensif ikan lele, anda dapat menghubungiDepartemen Perikanan, atau para pelaku usaha ikan lele seperti Deden A.S ini.


 
CARA PEMBERIAN MAKAN LELE
  Mengetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi :
1. Waktu Pemberian Pakan
2. Persiapan Pemberian Pakan
3. Cara Memberikan Pakan
Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele.
1. Waktu Pemberian Pakan
Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.
2. Persiapan Pemberian Pakan
Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena pelet-pelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.
3. Cara Memberikan Pakan
Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna.
a. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.
b. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.
c. Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.
Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target produksi yang diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari pada mengobati, sukses untuk seluruh pengusaha ternak lele Indonesia, salam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar